Di saat banyak masyarakat 'berebut' bantuan, 2.500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH Kabupaten Probolinggo, Jatim, mundur dari kepesertaan program alias graduasi.
Dengan angka tersebut, graduasi di Kabupaten Probolinggo disebut merupakan yang tertinggi di antara 38 kabupaten/kota di Jatim.
Dari data yang diperoleh TIMES Indonesia, graduasi tertinggi ada di Kecamatan Sumberasih dengan 507 KPM. Disusul Tongas dengan 240 KPM, Sukapura dengan 216 KPM, Krucil dengan 204 KPM, dan Kecamatan Maron dengan 196 KPM.
Koorkab PKH Kabupaten Probolinggo, Fathurrozi Amin mengatakan, graduasi mandiri disertai dengan pernyataan bermaterai dari KPM.
Menurutnya, graduasi ini menunjukkan bahwa manfaat program PKH sangat dirasakan oleh peserta program. Utamanya dalam membantu menaikkan taraf ekonomi.
Banyaknya peserta graduasi, juga merupakan buah dari Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau Family Development Session (FDS) yang rutin digelar setiap bulan sebelum pandemi Covid 19.
Selama pandemi, P2K2 memang tak dilakukan untuk mencegah penyebaran. KPM yang mau graduasi, menghubungi pendamping. Selanjutnya, pendamping menindak lanjutinya dengan mendatangi rumah KPM dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Rozi mengatakan, peserta wajib mengikuti P2K2 di kelompok masing-masing. Kegiatan ini dilakukan setiap bulan oleh pendamping PKH, dan diikuti semua peserta.
Dalam forum ini, peserta diajari cara mengasuh dan mendidik anak, merencanakan keuangan dan memulai usaha, kesehatan dan gizi, kesejahteraan sosial dan materi perlindungan anak.
"Ini hasil dari P2K2 yang dilakukan pendamping. Di situ, mindset peserta diubah agar tidak tergantung dengan bantuan," kata pria yang biasa disapa Rozi ini.
Banyaknya peserta yang sukarela mundur, lanjut Rozi, menandakan bahwa kesadaran berpikir peserta telah berubah. "Mereka mulai malu mendapatkan bantuan. Merasa ada yang lebih pantas dan layak," jelasnya.
Rohani, salah KPM PKH asal Desa Pohsangit Tengah, Wonomerto yang mundur mengaku sangat terbantu dengan program PKH.
Tak hanya bantuan nominalnya, tapi juga banyak pelajaran yang ia terima selama menjadi peserta program. "Intinya bagaimana menjadi keluarga yang lebih baik," katanya.
Secara terpisah, Korwil PKH Jatim I, M. Zainul Arifin mengatakan, KPM graduasi merupakan indikator keberhasilan PKH. Semakin banyak yang graduasi, program ini berhasil mencapai tujuan.
"Ini tentu tak lepas dari peran pendamping," kata korwil Jatim I yang juga membawahi PKH Kabupaten Probolinggo ini.
Sumber: https://www.timesindonesia.co.id